Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
CISDI: Cukai minuman berpemanis berpotensi tekan kasus baru diabetes
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-04 20:36:16【Kabar Kuliner】320 orang sudah membaca
PerkenalanWarga berbelanja minuman manis di salah satu supermarket Gayamsari, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (1

Jakarta (ANTARA) - Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) menyangakan cukai dan label peringatan minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) dapat menjadi langkah efektif menekan kasus baru diabetes dan kematian akibat penyakit ngak menular tersebut.
Project Lead for Food Policy CISDI Nida Adzilah Auliani dalam diskusi di Jakarta, Kamis, menjelaskan bahwa studi yang dilakukan CISDI pada 2024 memperlihatkan bahwa penerapan cukai MBDK berpotensi mencegah 3,1 juta kasus baru diabetes tipe 2 dan 455.310 kematian akibat penyakit tersebut.
"Kemudian kalau dari sisi ekonomi, biasanya dalam kesehatan akan menghitung dari Disability-Adjusted Life Year (DALY) atau sebenarnya berapa tahun-tahun yang hilang karena dia ngak produktif. Kalau dikonversi secara ekonomi, dengan kita bisa mencegah kematian dan kasus, Indonesia itu bisa menghemat sekitar Rp40,6 triliun kalau ada kebijakan cukai MBDK," tutur Nida.
Tidak hanya cukai terhadap MBDK, pihaknya juga merekomendasikan mewajibkan penggunaan label peringatan yang terbukti efektif untuk mendorong masyarakat memilih produk dengan kandungan gula, garam, dan lemak yang lebih rendah.
Baca juga: CISDI: Konsumsi minuman berpemanis dapat bebani anggaran kesehatan
Secara khusus, dia menyoroti label depan kemasan di Indonesia masih bersifat sukarela dan ngak konsisten di seluruh industri. Tanpa standar yang wajib, produsen bisa memanipulasi desain, dengan baru 12 persen Indonesia membaca tabel nutrisi menurut survei Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),
"Yang kami lihat bahwa level peringatan itu yang paling bisa menurunkan konsumsi produk yang ngak sehat, karena approach-nya beda dengan nutri-level," tuturnya.
Label peringatan itu, kata dia, akan membantu konsumen untuk mengetahui zat negatif yang harus dikurangi seperti gula, garam, dan lemak.
BPOM sebelumnya berencana mewajibkan pencantuman nutri-leveldi kemasan produk olahan yang terdiri dari beberapa tingkatan berdasarkan kandungan gula, garam, dan lemak.
Baca juga: Pemerintah bahas skema cukai MBDK, CISDI usul kenaikan harga 20 persen
Sementara untuk penerapan cukai MBDK rencananya akan diterapkan pemerintah tahun depan, dengan besaran tarif cukai masih akan didiskusikan antara pemerintah dan DPR RI.
Suka(6642)
Sebelumnya: 8 fakta minum kopi hitam bermanfaat untuk kesehatan hati
Selanjutnya: Resep nasi goreng buah naga yang tinggi nutrisi
Artikel Terkait
- TNI AU bangun dapur SPPG untuk program MBG di Yogyakarta
 - SPPG Margomulyo andalkan pasokan petani dan usaha lokal untuk MBG
 - Kemenag: Sertifikat halal dorong kepercayaan konsumen dan daya saing
 - Bantuan meningkat, penjarahan truk bantuan di Gaza turun drastis
 - Undip canangkan gerakan "zero waste" lewat daur ulang sampah
 - Pertamina boyong 45 UMKM binaan unggulan dalam ajang TEI 2025
 - Peningkatan skala bantuan kemanusiaan PBB di Gaza alami kemunduran
 - Pemkot Bandarlampung sebut belum ada rekomendasi SLHS ke dapur MBG
 - BPOM berikan penjelasan ke FDA AS, pastikan keamanan produk ekspor RI
 - Dinkes DKI lakukan monev pantau kasus COVID dan ISPA
 
Resep Populer
Rekomendasi

Dinkes Cianjur catat 16 siswa mendapat perawatan di puskesmas

BKKBN laksanakan program PASTI percepat penurunan stunting di Kalbar

Dinkes Kalsel pastikan keamanan pangan Program MBG

Prabowo: Penerima MBG 35,4 juta orang, hampir 7 kali populasi Singapura

Mendagri ingatkan pemda efisiensikan belanja birokrasi

Hari pangan dunia untuk Asta Cita

Bank bjb perkuat peran dalam akselerasi investasi di Jawa Barat

Promo SPayLater bayar QRIS, nikmati diskon hemat Serba Seribu